Imunisasi adalah usaha memberikan
kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh
membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu
(Aziz Alimul, 2004 : 81)
Dengan imunisasi, anak akan terhindar dari
penyakit infeksi berbahaya, maka mereka memiliki kesempatan beraktifitas,
bermain, belajar tanpa tergagnggu masalah kesehatan. Namun demikian, sampai
saat ini masih terdapat masalah-masalah dalam pemberian imunisasi, antara lain
pemahaman prang tua yang masih kurang pada sebagian masyarakat, mitos salah
satu tentang imunisasi, sampaijadwal imunisasi yang terlambat.
Tujuan
Imunisasi
a. Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu
pada seseorang dan menghilangkan pada penyakit tertentu pada sekelompok
masyarakat atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti pada
imunisasi cacar
b. Untuk menimbulkan dan meningkatkan
kekebalan seseorang terhadap penyakit infeksi
c. Untuk memberikan data tahan tubuh yang
sebesar-besarnya pada resipen agar tidak menjadi sakit / hanya mengalami gejala
klinik seandainya resipen sakit alami tanpa membahayakan resipen
d. Untuk memberikan kekebalan kepada bayi
anak, maupun ibu hamil dengan maksud untuk menurunkan angka morbiditas dan
mortalitas akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
e. Untuk memberikan kekebalan pada bayi agar
dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan penyakit
tertentu.
Macam-macam
Imunisasi
1. Kekebalan aktif
Adalah tubuh membuat antibody
sendiri untuk dapat menghasilkan antibody tertentu, seseorang harus terinfeksi
oleh penyakit tertentu baik melalui
terjangkit penyakit tersebut atau melalui pemberian vaksin yang mengandung
bakteri atau virus atau rancunnya yang sudah dilemahkan
2. Kekebalan pasif
Adalah tubuh anak diberikan
antibody yang sudah dibuat. Kekebalan pasif juga mencakup kekebalan bawaan (konginental)
misalnya bayi mendapat antibody dari ibu melalui plasenta, kekebalan akan
melindungi bayi selama bulan-bulan pertama. Kehidupannya terhadap berbagai
penyakit seperti tetanus, campak, malaria. Namun kekebalan ini tidak dapat
bertahan lama.
Penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi
-
Polimyelitis
(kelumpuhan)
-
Campak
-
Dipteri
-
Pertusis
-
Tetanus
-
Tuberculosis
-
Hepatitis
Sesuai dengan program
pemerintah (depkes) tentang program pengembangan imunisasi (PPI), maka anak
harus mendapatkan perlindungan terhadap 7 penyakit utama tersebut, yaitu dengan
imunisasi
Jenis
Vaksin
1) Vaksin
hidup
Berasal dari bakteri atau virus
yang dilemahkan, bersifat labil dan dapat mengalami kerusakan bila kena panas
dan sinar. Vaksin hidup dan tersedia saat ini :
·
Dari
virus hidup : campak, gondok, rubella, demam kuning
·
Vaksin
dari bakteri : BVG, demam tipoid
2) Vaksin
inactivid
Berasal dari bakteri virus atau
komponen yang dibuat tidak aktif vaksin incativid selalu membutuhkan dosis
ganda. Pada umumnya dosis yang pertama tidak menghasilkan imuniti prduksitf
baru timbul setelah dari kedua / ketiga vaksin inactivid yang tersedia saat ini
berasal dari :
·
Seluruh
sel virus inactivid. Contohnya : influenza, polio, rabies, hepatitis A.
· Seluruh
sel bakteri inactividm contohnya : pertusis, tyroid, kolera influenza,
a-seluler, typoid VI
·
Toxoid
contohnya : diftori, tetanus, botalium
· Polisakarida
murni, contohnya : pneumokokus, meningitid, hypotolamus, influenza type B
·
Gabungan
polisakarida (haemophylus influenza type B dan pnemokokus)
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas vaksin
1. Cara pemberian vaksi
2. Dosis vaksin
3. Frekuensi pemberian
4. Jenis vaksin
Persyaratan
Pemberian Vaksin
1. Pada bayi / anak yang sehat
2. Vaksin harus baik, disimpan dalam lemari es
dan belum lewat masa berlakunya.
3. Pemberian imunisasi dengan teknik yang
tepat
4. Mengetahui jadwal imunisasi dengan melihat
umur dan jenis imunisasi, jenis yang telah diterima
5. Meneliti jenis vaksin yang akan diberikan
6. Memperhatikan dosis yang akan diberikan
Jadwal
Imunisasi